PDM Kabupaten Kutai Timur - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Kutai Timur
.: Home > Berita > Menyiapkan Generasi Berkualitas Melalui Pendidikan Keluarga

Homepage

Menyiapkan Generasi Berkualitas Melalui Pendidikan Keluarga

Kamis, 24-05-2018
Dibaca: 923

https://www.bontangpost.id/2018/05/23/40175/menyiapkan-generasi-berkualitas-melalui-pendidikan-keluarga/amp/

Oleh : Mujahidul wathoni, M,Pd

BANYAK para orang tua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya di sekolah tempat mereka belajar. Kesibukan bekerja dan mencari penghasilan menjadi alasan utama hal ini. Dalam Islam, peran utama dalam pendidikan anak masih senantiasa menjadi kewajiban para orang tua, tanpa kecuali. Orang tualah yang sesungguhnya berkewajiban mewarnai anak-anak mereka dengan warna dan nilai ajaran Islam yang mulia. Rasulullah Saw. Bersabda mengingatkan kita dalam hal ini: “ setiap bayi lahir atas dasar kefitrahan, kedua orang tuanyalah yang kemudian membuatnya menjadi Nasrani, Yahudi, atau majusi .” ( HR. Bukhori dan Muslim )

Perumpamaan hadis di atas bisa menjadi pengingat kita semua bahwa tanggungjawab pendidik anak kita masih sepenuhnya di tangan kita, para orang tua. Dalam mendidik atau yang sering disebut dengan tarbiyatul aulad, perlu rasanya kita mempunyai panduan utama agar fokus dalam pelaksanaanya.

Pertama : Penjagaan diri dan Keluarga dari kemaksiatan ; Allah SWT. Mengingatkan kita dengan firmanya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;penjaganya malikat-malaikat yang kasar, keras , dan tidan mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “ ( QS. At-Tahrim: 6 )

Ayat di atas menjadi inspirasi pertama setiap orang tua dalam pendidikan anak, yaitu bagaimana menjaga diri – sendiri dan keluarga dari setiap kemaksiatan yang akan mengakibatkan murka Allah SWT. Para orang tua harus memberikan proteksi kepada anak dalam batas – batas tertentu. Mengetahui ke mana dan di mana mereka bermain dan berkumpul bersama teman-temanya, menyeleksi pergaulan anak dengan baik dan tidak berlebihan. Tentu saja proses ini tidak hanya memerlukan proteksi, tetapi juga penanaman akhlaq sejak dini agar merekan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dalam kehidupan ini.

Kedua : Menyayangi bukan berarti memanjakan berlebihan ;  Anak bisa menjadi ujian keimanan bagi kedua orang tuanya. Rasa sayang yang berlebihan senantiasa membawa kita pada pembolehan dalam benyak hal. Bahkan bisa jadi melewati batas dan ketentuan syariah, apalagi dalam masa liburan yang sebentar lagi datang. Namun tentu menjadi sangat disayangkan, jika membahagiakan anak secara berlebihan, memanjakan hingga membuat para orang tua lalai memenuhi kewajiban-kewajiban asasi dalam agama. Allah SWT. Berfirman : Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” ( Qs. Munafiqun : 9 )

Ketiga : Mendidik dengan Komprehensif; Allah SWT berfirman dalam kitabnya yang mulia : “ Dan oorang-orang yang berkata : “ ya Tuhan Kami anugerahkanlah kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai  penyenang hati ( kami ), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa,” ( QS. Al-Furqon: 74 )

Hampir setiap hari kita menyenandungkan doa di atas, sebuah doa yang mengandung makna begitu dalam tentang pendidikan anak. Yitu bagaimana kita berusaha menjadikan anak-anak kita bukan saja sebagai qurrota a`yun ataupenyejuk mata dan penyenang hati, namun juga berusaha menjadikan mereka sebagai pemimpin orang yang bertaqwa. Dalam doa diatas , kita mentargetkan untuk menjadi pemimpin orang yang bertaqwa. Karenanya pendidikan anak dalam islam harus diisi dengan kurikulum hebat yang mengantarkannya pada target tersebut. Pendidikan anak dalam islam hendaknya bersifat komprehensif dan integral, meliputi setiap aspek dalam kehidupan. Seperti: pendidikan akidah, pendidikan ruhiyah, pendidikan jasadiyah, dan juga fikriyah dan akhlaq.

Banyak para orang tua yang saat ini begitu memberikan perhatian penuh pada aspek tarbiyah fikriyah atau pendidikan intelktualitas semata, namun tak terlampau peduli dengan persoalan akhlak dan kepribadian. Adalah rasulullah saw. Yang memberikan begitu banyak contoh pendidikan terbaik dalam setiap aspeknya, Aspek akidah dianjurkan untuk menanamkan sejak dini sebagimana nasihat Lukman al-Hakim kepada anaknya :

“ Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi nasehat kepadanya, “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” ( Qs. Luqman : 13 )

Adapun pendidikan ibadah, Rasullah Saw. Sejak awal menganjurkan para orang tua untuk mengajarkan shalat sejak dini mungkin pada anak-anaknya, untuk kemudian terus memantau proses perkembangan dan komitmen anak terhadap sholat, sehingga pada saat yang tepat para orang tua diperkenalkan menerapkan mekanisme sanksi bagi anaknya yang masih belum bersemangat untuk sholat secara rutin, dalam hal ini kita senantiasa iangat sabda Rasulullah Saw. : “ Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat saat usia tujuh tahun, dan pukullah mereka ( jika tidak mengerjakanya) saat usia sepuluh tahun.” ( HR. Abu daud)

Begitupun dalam aspek akhlak dan kepribadian, bukan saja adab-adab makan yang diajarkan sejak dini, namun juga beliau mengingatkan kita untuk memisahkan kamar tidur anak lak—laki dan perempuan agar mereka mampu belajar tata krama, sopan santun, dan kesusilaan sejak usia dini.

Dan yang tidak bisa kita anggap remeh adalah pendidikan jasadiyah, aspek keterampilan dan ketahanan fisik, sejak diperintahkan dan diajarkan dengan rutin dan berkesinambungan. Inspirasi dari Umar bin khathab ra. Beliau berpesan : “ Ajarkanlah anak-anakmu berenag, memanah dan menunggang kuda .”

Berenang adalah olahraga yang melatih sisi ketahanan fisik, memanah melatih sisi ketelitian dan kecermatan, sementara menunggang kuda membutuhkan keterampilan , kelincahan dan keseimbangan. Semua hal itu sangat penting dalam membentuk karakter mukmin yang kuat yang insya Allah lebih dicintai Allah SWT dari mukmin yang lemah.

Rasulullah saw. Bersabda , “ Seorang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah dari seorang mukmin yang lemah,” ( HR. Muslim )

Semoga kita mampu memanfaatkan momentum ramadhan ini untuk lebih fokus dalam mendidik anak-anak kita agar lebih dekat dengan ajaran syariat islam yang indah agar kelak mereka mampu menyebar manfaat bgi kebaikan Islam dan kaum Muslimin, Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah kita . Amiin.  (*)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website